Pages

Sunday, December 7, 2014

PANTUN BERTEMA CINTA

PANTUN BIASA
Ke toko besi membeli palu
Harganya mulai dari sepuluh ribu
Tak kuasa menahan pilu
Wajahmu bagai buluh perindu

KARMINA
Cobalah lihat buku dengan seksama
Cinta datang pada pandangan pertama

GURINDAM
Apalah arti manisnya cinta
Jika hanya di bibir saja

TALIBUN
Pergi bersama ke rumah Sinta
Niatku untuk meminjam tangga
Ternyata tangganya tidak ada

Dirimulah yang sangat kucinta
Kasihku, dirimu begitu berharga
Ku kan menjagamu seutuh raga

SYAIR
Senandung cinta gumam asmara
Bergejolak raga pikirkan dia
Seolah terbayang kasih asmara
Kemesraan yang telah berlalu lama

Tak terasa semua telah berbeda
Kau juga sangat berbeda
Kurindukan kisah cinta lama
Di romansa kita berdua

SELOKA
Perempuan cantik bernama Anya
Tetapi ia tak begitu ternama
Cinta mengubah segalanya
Cinta yang begitu bermakna

Tetapi ia tak begitu ternama
Karena ia tinggal di Liwa
Cinta yang begitu bermakna
Cinta melekat di dalam jiwa


(Tugas publikasi pantun Bahasa Indonesia.)

Monday, October 6, 2014

Teks Negosiasi berupa monolog.

Jual-beli baju.

[Orientasi] Matahari telah terbit dari ufuk timur mengusir kegelapan malam yang sunyi, semakin meninggi hingga berada tepat diatas kepala. Vero dengan semangat pagi pergi ke suatu pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian yang ia inginkan.
Setelah lama berkeliling, akhirnya dia menemukan sebuah toko yang menarik perhatiannya. Toko Kelaten namanya, toko tersebut menjual banyak pernak pernik perhiasan, berbagai macam dan model pakaian yang sedang trend di kalangan masyarakat. Senyumnya pun mengembang saat dia mendapatkan apa yang dia cari.
“Selamat siang, ada yang bisa dibantu?” sapa ramah sang penjaga toko, bernama Salsa.
[Permintaan] “Ah, selamat siang, apa baju ini ada yang berwarna cream?” tanya Vero setengah berharap.
[Pemenuhan]  “Ada mbak, apa anda ingin melihatnya?” ucap Salsa yang dibalas anggukan oleh Vero, dia pun menunggu seraya mendengarkan musik di kursi yang telah disediakan berharap warna yang akan diambil Salsa sesuai dengan yang diinginkannya.
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Salsa pun membawa barang yang diminta Vero tadi, senyum Vero pun mengembang melihat betapa sesuainya baju tersebut dengan pemikirannya.
“Ini mbak bajunya.” ucap Salsa seraya menyerahkan baju tersebut kepada Vero.
[Penawaran] “Harganya berapa ya, mbak?” tanya Vero, ragu uang yang dia bawa cukup untuk membelinya atau tidak. “Rp.100.000,- mbak.” tutur Salsa. “Um, ga bisa kurang lagi kak?” tanya Vero dengan tatapan berharap. “Ga bisa, mbak. Ini udah murah banget. Di toko lain ga semurah ini.” balas Salsa yang hanya dibalas dengan tatapan kecewa dari Vero, “Gimana kalau Rp. 90.000,- mbak?” tawar Vero lagi berharap Salsa akan memberikan potongan harga.
[Persetujuan] “Ya sudahlah kak, jadi saya bungkus ya mbak?” ucap Salsa. Vero mengangguk dengan penuh semangat.
[Pembelian] Vero pun mengambil selembar uang Rp. 100.000,- dan menyerahkannya kepada Salsa. Salsa memberikan plastic berisi baju yang di beli oleh Vero tadi, Vero menerimanya dengan senyuman mengembang.

[Penutup] “Makasih ya, mbak, silahkan datang kembali lain waktu.” ucap Salsa yang dibalas senyuman oleh Vero. Dia pun keluar dari toko tersebut dengan semangat paginya yang tak pernah luntur dan bahkan semakin berkembang karena ia mendapatkan apa yang ia inginkan.